Monday 21 May 2012

Penyesalan Terakhir


Hari ini adalah malam minggu, yang sering disebut anak-anak muda dengan sebutan “malming”. Malming seperti ini aku biasanya menghabiskan waktuku dengan menonton film, tapi hari itu aku ngga nonton malah sms-an sama temenku cowok yang bernama Taddy. Seperti biasa kita membahas tentang pelajaran sekolah. Hari semakin larut, jam menunjukkan sudah tengah malam dan aku secara spontan mengucapkan “met bobo”. Tapi dia bilang aku belum ingin tidur, aku masih ingin sms-an sama kamu Indy. Kitapun lanjut sms-an.
            “Kamu tau ngga kalau aku sedang menyukai seseorang?”, tanya Taddy.
            “Ngga tau”, jawabku.
            “Kalau boleh tau siapa orang yang kamu suka?” tanyaku.
            “Indy”, jawabnya.
            “Lho kok jawab pakai namaku?”, tanyaku lagi.
            “Emang ngga boleh ya? Aku suka kamu Indy. Taddy suka sama Indy”, jawabnya.
            Aku schock melihat balasan sms dari Taddy. Aku ngga percaya. Lalu aku melanjutkan sms sama Taddy.
            “Ha ha ha ha....kamu bercanda khan?”,tanyaku.
            ”Ngga Indy sayang, aku beneran pengen jadi temen deketmu. Kamu mau ngga?”, tanya Taddy.
            Aku ngga balas sms dia sampai beberapa menit kemudian. Aku masih berfikir kalau dia itu bohong dan hanya main-main.
            “Indy kamu ngga mau ya?”, tanyanya lagi.
            Dalam hati sebenarnya aku juga suka sama dia. Beberapa menit kemudian aku memutuskan kalau aku menerima dia.
            “Iya aku mau jadi teman dekatmu”, balasku.

 Hari itu kita resmi jadi sepasang kekasih. Hari demi hari kita lewati bersama. Sekarang hubungan kita sudah menginjak tujuh bulan. Di bulan itu aku mengalami kecelakaan. Kepalaku mengalami benturan. Aku koma di rumah sakit dua bulan. Setelah aku sadar dari komaku, aku melihat Taddy ada disampingku. Waktu terus berjalan, aku terus megalami pemulihan kesehatan. Sampai pada suatu hari Taddy sms aku.
            “Kita putus ya?”, kata Taddy.
Aku membaca sms itu langsung shock. Aku bingung.
“Jangan putusin aku?”, balasku.
            “Aku tetap ingin putus”, jawabnya.
Hari itu mungkin menurut Taddy sudah berakhir semuanya tapi menurut Indy belum. Kesehatan Indy sekarang menurun drastis. Sampai pada suatu hari dia “kritis”. Satu minggu kemudian Indy sudah dipanggil Tuhan. Dia pergi dengan membawa cinta Taddy. Taddy mendengar kabar itu dia shock, dia sering meyalahkan dirinya sendiri. Hingga pada suatu hari dia nekat untuk mengakhiri hidupnya.
Kisah cinta yang sangat mengharukan. Cinta dua sejoli diawal mereka duduk di SMA. Cinta Indy yang begitu tulus terhadap Taddy. Namun, Taddy tidak menyadarinya. Hanya penyesalan yang tersisa. Penyesalan Taddy yang sudah memutuskan hubungan dengan Indy. Sekarang semuanya tinggallah kenangan, kenangan cinta Taddy dan Indy. Kisah cinta yang begitu cepat dan mengharukan.
Semoga di surga mereka tetap bersama. Amin.
           

Komentar


Powered By FISHBONE